Apa Susahnya Bersyukur? - Muhammad Kainul Hadad - Rumah Penulis

Apa Susahnya Bersyukur? – Muhammad Kainul Hadad

Kekayaan alam indonesia sangat melimpah, akan tetapi sebagian besar penduduknya miskin. Pada saaat yang sama, negeri kita juga menjadi langganan berbagai musibah. Apa yang masih belum dilakukan oleh bangsa ini sehingga sampai kini masih terpuruk ?

Apa yang masih belum dilakukan oleh bangsa ini adalah bersyukur kepada Allah SWT. Padahal nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada kita sungguh tak terbatas dan tidak bisa dihitung hingga tuntas. Namun, hari demi hari, waktu demi waktu tampaknya warga bangsa ini tidak kunjung menjiwai syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.

Banyak karunia Allah yang sudah dilimpahkan kepada anak bangsa ini, tetapi kurang disyukuri dan di optimalkan pendayagunaannya, sehingga terkadang berubah menjadi malapetaka dan musibah.

Esensi syukur sesungguhnya adalah mengenal kebaikan dan mengakui kenikmatan yang diberikan oleh Allah yang Maha pemberi kenikmatan kepada kita.

Dalam Madarijus sholikhin karya Ibnu Qayim Al-Jauzi, syukur tampak pada bibir seorang hamba dengan mengakui dan memuji keagungan Allah dalam hatinya, dengan semakin meyakini dan mencintai-Nya. Dan pada anggota badannya semakin tunduk, khusyu dan kepada-Nya.

Rosulullah mengajarkan kepada kita bahwa umat islam seharusnya menjadi umat yang sangat mengagumkan baik dalam sikap, pendirian dan perbuatannya karena rasa syukurnya. “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya itu baginya merupakan kebaikan. Hal itu bukan untuk seseorang, melainkan untuk mukmin itu sendiri.

Jika menerima kenikmatan atau kesenangan, maka ia bersyukur, sehingga kenikmatan itu menjadi kebaikan baginya. Sebaliknya, jika mengalami musibah (bencana), maka ia bersabar. Sehingga bencana itu menjadi kebaikan baginya.” (HR.Muslim).

Al-qur’an juga menegaskan bahwa syukur merupakan solusi dalam berbagai bencana yang dihadapi manusia. Dengan bersyukur, manusia sesungguhnya mengakui dan mengingat sepenuhnya keterlibatan positif Allah SWT dalam setiap perjalanan hidupnya.

Selama manusia masih bersyukur dan beriman, niscaya Allah tidak akan memberikan azab. “Katakanlah (Muhammad), siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdo’a kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut? (Dengan Mengatakan), Sekiranya Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.

Katakanlah (Muhammad), Allah yang menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, namun kemudian kamu (kembali) mempersekutukan-Nya”. (Al-an’am 63-64)
“Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan, Allah Maha Mensyukuri dan Maha Mengetahui”. (An-Nisa’ 147)

Syukur merupakan solusi terhadap berbagai persoalan, sekaligus dapat menjauhkan kita dari azab Allah.

Oleh sebab itu mensyukuri nikmat dan anugerah-Nya merupakan jalan kehidupan yang akan mengantarkan kepada keberkahan dan kebahagiaan hidup kita di dunia dan akhirat.

Penulis oleh Muhammad Kainul Hadad  (Mahasiswa KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang).

Tinggalkan Komentar

Keranjang Belanja
Scroll to Top