Mencetak Generasi Qurani Sejak Dini - Shofiyyatul Asma - Rumah Penulis

Mencetak Generasi Qurani Sejak Dini – Shofiyyatul Asma

ilustrasi generasi Quran

    Al Qur’an adalah sumber segala ilmu. Baik itu ilmu umum, maupun ilmu agama.  Anak usia dini sebagai generasi yang berjiwa qur’ani akan membuat pendidikan menjadi lebih baik.

Generasi anak usia dini qur’ani adalah generasi yang menjaga ayat-ayat Allah dihatinya, yang memiliki kepribadian Qur’ani yang mengambil Al-Qur’an sebagai sumber utama kehidupannya melalui membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkan Al Qur’an dalam setiap aspek kehidupan.

Dalam perspektif Pendidikan Agama Islam yaitu: dengan membangun kepribadian Qur’ani sejak dini dengan cara antara lain: membangun rasa cinta pada Al-Qur’an, memperdengarkan lantunan ayat Al Qur’an one day one juz, menumbuhkan mujahadah takwa kepada Allah, tadabbur Al-Qur’an, mengatasi rasa malas berinteraksi dengan Al-Quran, serta menyampaikan isi Al-Qur’an.

    Seusia mereka adalah dunia bermain. Anak merupakan pribadi yang masih rentan. Mereka masih belum memiliki dukungan analisa yang baik, perlu apa yang mereka perbaiki dan mencontoh apa yang dilihat, didengar, dan diterima setiap pertemuan.

Seorang anak adalah ibarat kertas kanvas putih yang siap untuk diwarnai dan digambar sesuai dengan setiap lingkungan, pendidikan, keluarga yang ada disekitarnya.

Mereka membutuhkan kekuatan untuk bersandar dan contoh yang baik untuk kebutuhan hidupnya.

Usia dini merupakan usia emas dalam upaya pembentukan jiwa dan watak anak. Bila sejak dini sudah ditanamkan rasa cinta terhadap Al-Quran pasti kelak akan membekas rasa kecintaannya itu dalam jiwanya dan akan berpengaruh pada perilaku sehari-hari.

Pembiasaan membacakan dan mendengarkan ayat-ayat suci Al-Quran pada saat dalam kandungan merupakan langkah awal dalam memperkenalkan kepada anak.

    Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mempelajari al-Qur’an ketika masih muda, maka al-Quran itu akan menyatu dengan daging dan darahnya.

Siapa yang mempelajarinya ketika dewasa, sedangkan ilmu itu akan lepas darinya dan tidak melekat pada dirinya, maka ia mendapatkan pahala dua kali”.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka pada hari kiamat nanti kedua orang tuanya akan disematkan mahkota yang sinarnya lebih bagus dari sinar matahari.

Dan kedua orang tuanya diberi pakaian yang tidak pernah dipakai selama hidup di dunia. Kedua orang tua itu bertanya-tanya, “Mengapa diberi pakaian seperti ini? “Maka dijawab “ini karena engkau berdua telah mengajarkan Al-Qur’an kepada anakmu”.

Sebab itu, sangat penting mendidik manusia dengan pendidikan agama yang bermuara pada Kalamullah. Barulah setelah itu dapat mencetak generasi yang  Qur’ani.

    Berdasarkan pengalaman Saya KKN 75 Reguler Dari Rumah program kerja individu melalui kegiatan Gerakan Magrib Mengaji kegiatan rutinan yang diadakan setelah jamaah salat magrib ini, diharapkan meenjadi budaya dan ciri khas masyarakat khususnya anak-anak di Rembang. Sehingga nila-nilai spiritual agamanya akan tetap terjaga.

Sasaran utama dalam magrib mengaji ini adalah seluruh komponen masyarakat, terutama anak-anak.

Tujuan kegiatan magrib mengaji ini bukan sekedar mengajarkan baca Al-Quran saja, tetapi juga penanaman nilai-nilai agama kepada anak-anak sehingga mereka bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Kita diperintahkan utuk mempersiapkan generasi yang kuat, yang punya bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan hidup kedepannya.

Bekal yang dimaksud disini bukan sekedar harta semata, tetapi lebih mempunyai wawasan yang luas, dan yang paling penting selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dalam menyelesaikan setiap permasalan yang terjadi.

Mencetak berarti menghasilkan sesuatu dengan usaha-usaha tertentu. Mencetak yang dimaksudkan disini adalah menghasilkan generasi dengan usaha-usaha tertentu seperti mendidik, mengarahkan, membimbing, membina manusia untuk memiliki jiwa qur’ani.

Membicarakan tentang manusia, makhluk berjiwa, berkepribadian, dan berhati nurani, selalu menarik.

Oleh karena itu, baik pembicaraan mengenai aspek luar (fisik) maupun aspek dalam dari diri manusia, seperti jiwa dan hati tidak pernah selesai.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Islam, maka dibutuhkan generasigenerasi yang mampu mencintai, menjaga, serta mengamalkan Al-Qur’an dalam setiap aspek kehidupan sejak usia dini, yakni generasi usia dini yang berjiwa Qur’ani.

By. Shofiyyatul Asma

Tinggalkan Komentar

Keranjang Belanja
Scroll to Top