Mengenal Sistem Menghafal Al Qur’an di Pondok Putri Tahfidz Qur’an Nurul Amin - Rumah Penulis

Mengenal Sistem Menghafal Al Qur’an di Pondok Putri Tahfidz Qur’an Nurul Amin

Sistem menghafal di pondok putri tahfidz Qur'an Nurul Amin

Kaliwungu terkenal dengan kota santri karna terdapat banyak pondok termasuk di Kampung saya kampung Kauman Rt 03/ RW 09 Desa Krajankulon Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal terdapat 4 Pondok yaitu Pondok Putra Apik Salaf, Pondok Putri Salaf Al Aziziyah, Pondok Putra Tahfidz Qur’an Asror, Pondok Putri Tahfidz Qur’an Nurul Amin. Dan masih banyak Pondok lagi di Desa saya yang saya ketahui. Namun saya akan memberikan informasi tentang Pondok Qur’an  sekitar kampung saya.

    Pondok Putri Tahfidz Nurul Amin  adalah pondok Qur’an yang awalnya sebuah Majelis Ta’lim Qur’an pada tahun 1987 yang di asuh oleh KH. Ahmad Mustaghfirin.

Yang sekarng terkenal menjadi PPPTQ NURUL AMIN yang berlokasi di kampung kauman RT 03/RW 09 desa Krajan Kulon Kecamatan Kaliwungu dan diresmikan pada tanggal 14 Februari 1995 merupakan usulan para santri dangan usulan tersebut dinamakan Pondok “NURUL AMIN” artinya nama Amin diambil dari nama ayahanda pengasuh sedangkan nama Nurul diambil dari istri beliau yaitu Nur Khasanah. Adapun santrinya dari berbagai daerah namun kebanyakan dari kendal sendiri.

    Pondok Nurul Amin juga tidak lepas dari pengajaran kitab kuning dan ada pelatihan rebana, tilawah yang merupakan kegiatan di Pondok Nurul Amin selain Mengaji AL QUR’AN.

Menurut mba’masa marisa selaku pengurus pondok beliau menjelaskan untuk sistem mengaji di Pondok Nurul Amin Bu Nyai Nur Khasanah tidak mewajibkan santrinya menghafalkan AL QUR’AN karna menghafalkan Al Qur’an tidak bisa dipaksa harus dari kemauan santri tersebut agar ngaji nya ada semangatnya dan dipondok sistem mengajinya wajib menghafalkan Juz Amma dan ngaji binadhor dulu sampe khatam bagi santri baru ataupun masih dibilang masih perlu belajar mengaji tapi ada juga diperbolehkan langsung menghafalkan.

Adapun visi Ponpes Nurul Amin Kaliwungu diantaranya :

  1. Menyiapkan generasi Qur’ani yang mempunyai keimanan dan ketaqwaan
  2. Menanamkan Al-Qur’an sebagai bacaan utama sekaligus sebagai pedoman hidup
  3. Media atau sarana Dakwah Islamiyah.
  4. Menciptakan santri yang berilmu amaliah beramal ilmiah dengan landasan Al Quran dengan pedoman ahlu Sunnah wal jamaah yang diformulasikan dalam kalimat singkat: ikhlas, berzikir, berfikir, dan beramal.

Misi

Mencetak generasi muda yang Qur’ani yang bertaqwa, beramal dan ber akhlaqul karimah serta berkiprah di masyarakat dengan berpedoman ala ahlus sunah wal jamaah.

Untuk metode dalam menghafal dari Pondok Nurul Amin tidak menentukan ,dan setiap santri memiliki cara masing masing.

Kebanyakan dengan memulai dari juz belakang dan berlanjut hingga sampai juz 1 dan kebanyakan santri menghafal dengan cara mengulang ulang ayat yg dihafalkan namun sebeleum memulai kebanyakn dalam satu halaman itu terdiri dari 15 baris dan itu dibagi menjadi 3 kelompok yag setiap kelompok terdiri dari 5 baris.

Adapun faktor pendukung para santri untuk menghafal Al Qur’an :

  1. Motivasi diri sendiri
  2. Banyaknya kisah yg menceritakan keutamaan mnjadi penghafal alquran
  3. Termotivasi dari hafalan teman (dalam pesantren biasa menyebut kejar kejaran hee).

Adapun Faktor penghambat para santri untuk menghafal Al Qur’an :

  1. Terkadang dilanda rasa malas.
  2. Sering mengantuk saat menghafal
  3. Pengaruh dari dunia luar terutama gadget.

Usaha mengatasi hambatan dalam menghafal Al Qur’an :

  • Memotivasi dalam menghafal
  • Membatasi penggunaan gadged.

Kalau masalah sering mengantuk itu permasalahan pribadi jika tidak pas jam wajib belajar maka tidak ditegur.

Pengurus Pondok Nurul amin sekarang yang biasa dipanggil mb’masa nama lengkap Massa Marisa dari Boja, kendal yang telah menjelaskan sekilas tentang Pondok Nurul Amin beliau mengatakan jumlah santri yang sekarang lebih banyak dari tahun lalu yang tadinya hanya 50 orang sekarang 70 orang sehingga pengasuh pondok sudah 3 kali pembangunan tambahan dengan menmbah 1 lantai lagi menjadi 3 lantai.

Dikarnakan bangunan yang pada awalnya kecil dan sempit dipepet oleh rumah saudaranya kanak kiri beliau KH, Ahmad Mustagfirin oleh karna beliau ingin memberikan tempak yang layak dan nyaman untuk santri-santrinya fokus mengaji dalam kondisi senyaman mungkin

By. Qonita

Tinggalkan Komentar

Keranjang Belanja
Scroll to Top